Pada tugas kali ini, yaitu
mewawancarai salah satu divisi di SEAMOLEC, saya Desy Yanty Cobena
berkesempatan untuk mewawancarai salah satu staff di Divisi Training.
Berikut nama – nama lengkap Tim
Divisi Training:
1. Timbul Pardede
2.
Arie Susanty
3. Nurhaeti
4. Relanica Miretnawati
Pak Tim, Mba Ary, Mba Eet, dan Bu
Mika, begitu mereka biasa disapa. Selain itu, ada juga Mas Pur dan Mas Aji yang
ikut membantu divisi ini.
Divisi Training, sesuai dengan
namanya mengurus berbagai macam pelatihan yang dibuat SEAMOLEC. Dimulai dari membuat kesepakatan, lalu
membuat perencanaan, menentukan tempatnya dimana, kapan akan diadakan
pelatihan, apa saja materi yang akan disampaikan, siapa saja yang menjadi
fasilitator, adalah tugas dari Dibisi Training. Selain itu, sebagai kordinator
dalam pelaksanaan, membuat laporan pelaksanaan, serta mengadakan evaluasi
adalah tugas mereka. Dapat dikatakan mereka sebagai kordinator atau semacam
panitia dari pelatihan tersebut.
Jangkauan daerah diadakannya
pelatihan dari SEAMOLEC dari Sabang sampai Merauke, bahkan sampai daerah Asia
Tenggara. Divisi Training biasanya bekerja sama dengan Kemendiknas daerah
setempat.
Dari infomasi yang saya dapat, saya
menyimpulkan bahwaa pelatihan dapat dibagi – bagi menjadi berikut.
Berdasarkan tempat diadakan
pelatihan, tipe pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu di SEAMOLEC itu sendiri,
dan di luar Gedung SEAMOLEC. Jika diluar
SEAMOLEC, maka SEAMOLEC akan bekerja sama dengan dinas provinsi,
kabupaten/kota, atau juga dengan perguruan tinggi.
Berdasarkan permintaan,suatu pelatihan dapat diadakan karena inisiatif
dari SEAMOLEC, dan karena permintaan dari luar. Faktor peluang dipertimbangkan
saat ada pelatihan yang merupakan inisiatif dari SEAMOLEC. Sebagai contoh,
melihat kurikulum 2013 yang saat ini sedang diterapkan, dimana setiap guru
harus dapat mengajar dengan mengaitkan TIK di dalamnya ( meski saat itu bukan
mata pelajaran TIK), maka disini SEAMOLEC melihat peluang perlunya pelatihan,
dan berinisiatif untuk membantu para
guru agar dapat mengajar berbasis TIK. Apalagi,
cukup banyak guru yang gagap teknologi.
Setiap staff di Divisi Training
tentu harus memiliki kapasitas menjadi fasilitator. Namun di luar itu, yang
merupakan fasilitator bisa dari Divis lain, dan juga para alumni.
Contohnya, saat melakukan pelatihan
di suatu daerah, dan terdapat peserta yang terlihat menonjol, maka peserta
tersebut akan diminta kesediaanya untuk berbagi ilmu mereka ketika diadakan
pelatihan di daerah yang dekat dengan pelatihan sebelumnya.
Contoh lainnya, peserta SEAMOLEC
yang belajar di Gedung SEAMOLEC, seperti
mahasiswa D4 ITB, atau mahasiswa S2, akan dipercayakan untuk melatih
peserta lainya.
Contoh pelatihan yang diadakan
SEAMOLEC adalah pembuatan Buku Digital dengan Sigil, pelatihan edmodo, kelas
virtual dengan menggunakan SeaEduNet 2.0 di Salatiga, dan pelatihan TIK bagi guru di Sumatera
Selatan.
Profil Singkat Nara Sumber
Mba Ary, yang merupakan nara sumber
saya, bernama lengkap Ary Susanti. Lulus kurang lebih 7 tahun yang lalu dengan
title Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Secara
spesifik, beliau mempelajari Pendidikan Manajemen.
Awal mula beliau dapat bergabung di
SEAMOLEC karena saat itu kantor SEAMOLEC berada di sekitar kampus UNJ. “Setelah
lulus saya mencoba melamar di kantor SEAMOLEC, yang saat itu membutuhkan seseorang
dengan background sarjana pendidikan. Dan mungkin karena saya sarjana
pendidikan, maka saya diterima,” ujar Mba Ary menjelaskan.
Selama 7 tahun di SEAMOLEC, dan
pada Divisi Training. Beliau sudah pernah mengunjungi daerah – daerah lain
seperti pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan senang hati beliau
bersedia dikirim ke daerah – daerah
pelosok. Salah satu pengalamannya adalah mengunjungi sebuah daerah
terpencil di Aceh yang membutuhkan waktu 6 jam perjalanan dari kota, dengan
keadaan jalanan yang tidak dapat dikatakan baik. Beliau juga menceritakan suka dukanya selama di
SEAMOLEC.
Menurutnya bekerja di SEAMOLEC
sangat menyenangkan. Baginya adalah
suatu kebahagiaan melihat anak – anak bisa lebih maju dan lebih baik darinya.
Dan bagaimana agar hal tersebut dicapai? Salah satunya adalah dengan membuka
pemikiran guru.